MASALAH
SOSIAL REMAJA YANG SEMAKIN MERUNCING
PENGENALAN
Berbagai ragam
krisis akhlak dan moral kin terus menular dalam masyarakat kita khasnya para
remaja. Seperti kes( kasus) bosia, hamil diluar nikah, pembuangan zuriat ke
tong sampah, penderaan, gengsterisme dan vandalisme serta masih banyak yang
lainnya.
Betapa
krisisnya akhlak yang melanda remaja di negara kita sekarang ini. Pendidikan
moral dengan enam belas nilai teras, pendidikan sivik, pendidikan Islam,
pendidikan jarak jauh dan sebagainya masih jauh untuk menangani gawatnyadan
merosotnya dalam bidang tersebut.
Perkembangan
Akhlak seseorang dibagi menjadi 3 tahap :
v Tahap awal kanak- kanak
v Tahap pertengahan dan akhir kanak- kanak
v Tahap baligh dan remaja
Peringkat pertama
Dalam tahap ini anak- anak mulai membentuk keyakinan kepada
sekitarnya. Proses ini sangat tergantung pada belaian ibu. Yang mana memenuhi
keperluan emosi dan fisiologinya.
Hubungan ibu dan anak dalam perigkat ini perlu dijaga dan diprkukuh
sehingga anan mempunyai keyakinan kepada lingkungan dan alam sekitar.
Pada usia 18 bulan hingga 3 tahun anak- anak mulai beralih dari
bersandar pada ibu. Anak- anak mulai membentuk pribadinya sendiri.
Dalam hal ini perlu peran ibu untuk memberi perhatian yang penuh.
Kegagalan dalam merealisasikan kemandirian menyebabkan ia ragu terhadap
dirinya serta kurang yakin dengan
kemampuannya serta berakibat kurang yakin terhadap orang lain.dimana anak akan
menjadi pemalu dan merasa kekurangan.
Upaya anak- anak untuk
mandiri serta merasakan wujud dirinya sendiri cukup penting dalam peringkat
ini. Dalam tahap ini berkembang sifat- sifat personal seperti sayang, benci,
ego serta kebebasan untuk mengungkap perasaan. Dalam usia 3 hingga 6 tahunanak-
anak mengembangkan kemandirian dengan kegiatan dengan kegiatan yang lebih
meluasmereka lebih aktif bergerak, tahap prihatin yang lebih tinggi, banyak
bertanya serta bercakap.
Orang tua wajar untuk mengarahkan anak- anak dengan bijak agar
mereka meperoleh kemahiran, mengatur dan menyusun sesuatu sehingga anak- anak
bisa berjaya melaksanakannya.
Orang tua tidak boleh meletakkan tanggung jawab moral dan akhlak terhadap perbuatan dan reaksi nya
karena anak- anak masih belum mampu membedakan dengan tepat dalam memahami
sesuatu.
Mereka hendaknya dikasihi, diperlakukan secara lemah lembut dan
toleransi. Sperti contoh Rasulullah SAW pernah menunjukkan sifat- sifat yang
demikian. Seperti yang pernah diriwayatkan oleh Abu Qatabah.
Peringkat pertengahan dan akhir kanak- kanak
Dalam peringkat ini anak- anak mulai memperluas arena hubungan
sosial dan pergaulan dengan orang lain. Dimana mulai menyesuaikan diri dengan
situasi dan kondisi baru dalam hidupnya.
Anak- anak mulai membedakan perbuatan dan jenis tindak tanduk yang
disukai orang lain serta sebaliknya.
Dimana hal ini merupakan permulaan yang betul untuk proses pembentukan
akhlak yang luhur.
Perkembangan Akhlak yang positif membuat anak- anak selalu berusaha
menyelaraskan antara kehendak sendri dengan kehendak orang lain.
Kecenderungan dan motivasi dengan nilai agama, akhlak , tradisi,
guru, peraturan dan undang- undang. Hal ini tertera kesadaran, tanggung jawab
akhlak dalam diri anak- anak sehingga mencapai tahap perkembangan yang ke-3.
Dalam hal ini anak- anak perlu diarahkan secara bijaksana sehingga
dapat memperoleh model yang utama ( role model ) disamping
mengembangkan kearah nilai – nilai kebaikan.
Peringkat baligh dan remaja
Perkembangan akhlak pada masa ini
mulai berakar dan mulai mantap.
Fizikal anak- anak mulai berkembang dan membesar. dengan diikuti perkembangan
ssioemosinya dimana anak- anak mulai memperoleh kepribadiannya yang unik, Serta
mulai merasakan ‘sense of belonging’ (rasa ikut memiliki) terhadap kelopok yang
lebih besar.
Dalam peringkat ini sangatlah rumit dimana disertai pengalaman baru
serta peranan dan peluang yang baru.
Kesempurnaan perkembangan akhlak berkaitan dengan kesempurnaan perkembangan akal, kejiwaan
dan sosial.
Pembentukan Akhlak Remaja Islam
Pembentukan akhlak dalam Islam dimulai dengan pengukuhan akidah.
Bagi anak- anak yang baru lahir pendedahan ini dimulai dengan azan dan iqomat.
Berikutnya anak- anak dilatih oleh orang tuanya berbudaya hidup agama Islam.
Pengungkapan syahadat sebagai suatu proses pembangunan akhlak
bergandengan dengan tujuh syarat yang mustahak yang disebutkan oleh Saikh Yusuf
al Badri:
Ø Ilmu yang menafikan kejahilan
Ø Kecintaan kepada Allah yang menafikan kecintaan kepada yang lainnya
Ø Keyakinan yang menafikan keraguan
Ø Penerimaan yang menafikan penolakan
Ø Kepatuhan yang menafikan keingkaran
Ø Keikhlasan yang menafikan kesyirikan
Ø Kejujuran yang menafikan sifat mendustakan atau sekedar berlakon
Pemantapan kalimat tauhid ini bermakna pendidikan pembentuk
pemikiran , perasaan serta penanaman nila- nilai keimanan yang dinyatakan oleh
Rasulullah sebagai 60 atau 70 lebih cabang dalam diri umat Islam.
Perkara utama yang perlu dilakukan oleh seorang muslim ialah
memastikan dirinya bersih dari kekufuran yaitu samada(apakah) menafikan
perkara- perkara asas agama, atau melakukan perkara- perkara yang membatalkan
syahadat.
Pembangunan akhlak berula dengan melaksanakan:
·
Sholat
·
Zakat dan infak
·
Puasa
·
Haji
·
Membaca Al-
Qur’an
·
Zikir
·
Memikirkan
penciptaan Allah dll.
Bagaimana
Membangunkan Akhlak Umat Islam
Menurut Syaikh Abdul Rahman al Midani ; akhlak manusia boleh
berkembang dan boleh dibentuk dengan berbagai cara. Antara lain cara- cara
tersebut adalah:
a)
Latihan
Amali dan Amalan- Amalan Menjernihkan Batin
Pendidikan akhlak tidak hanya melalui penjelasan mengenai nilai-
nilai akhlak tetapi juga bisa dibuat berdasarkan latih tubi, perlaksanaan atau
penghayatan. Walau pada peringkat awal dilaksanakan karena arahan atau tekanan
dari luar, namun lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dan tabiat.
b)
Meletakkan
Diri Dalam Lingkungan Perserikatan yang
Sholeh
Perserikatan sosial dan budaya kerap mempengaruhi manusia.
Perserikatan tersebut merangkum tradisi, model tingkah laku dan sasaran serta
rangsangan yang bersifat akhlak. Manusia memang sering terpengaruh kepada
perserikatannya, dengan cara meniru serta mencontohi figure yang disanjungi
oleh mereka. Wujud seseorang dalam lingkungan masyarakat yang baik serta sholeh
sudah tentu akan menyebabkan ia beriltizam dengan amalan dan etika yang
dikumpuli dalam kumpulan tersebut.
Sebagaimana firman Allah dalam surat al A’raf ayat 58 dijelaskan
bahwa negara yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan begitu pila
sebaliknya, serta masyarakat yang buruk ialah masyarakat yang tidak
melaksanakan syariat Allah.
c)
Qudwah
Hasanah
Manusia juga dipengaruhi oleh idolanya, idola tersebut kerap
menjadi rol model dalam kehidupan mereka.
Meskipun Rasulullah adalah qudwah yang paling ideal bagi umat
Islam, namun penghayatan nilai- nilai yang dibawa oleh Rasulullah hendaklah
dipaparkan oleh golongan idola berkenan.
Penghayatan golongan idola tersebut terhadap nilai- nilai yang
luhur dan utama pasti akan memperkukuh keyakinan generasi baru bahwa keutamaan
dan keluhuran memang sebenarnya boleh dilaksanakanan.
d)
Tekanan
Sosial Dari Masyarakat Islam
Mekanisme yang digunakan oleh Islam dalam membentuk penganutnya
serta memastikan mereka melaksanakan tata kelakuan berakhlak ialah wujud
komuniti sosial yang komited dengan dasar dan prinsip- prisip Islam.
Manusia yang mempunyai sifat suka dipuji, dihormati dan disanjung,
serta juga takut dikeji dan dicemoh oleh kumpulan di mana ia mempunyai sense
of belonging kepada mereka. Faktor tersebut adalah anak kunci yang
menentukan tindak tanduk seseorang.
e)
Kuasa
Negara Islam melalui sistem keadilan dan
galakannya
Tuntutan akhlak tidak akan bermaya tanpa didampingi oleh kuasa atau autoriti yang menguatkan nilai- nilai
atau akhlak tersebut. Oleh karena itu antara tanggung jawab negara Islam adalah
mewujudkan mekanisme dan jentera- jentera( mesin- mesin) pentadbiran yang
beroperasi untuk memastikan ketertiban serta penghayatan kaida – kaidah akhlak
dalam masyarakat.
Selain dari apa yang telah dinyatakan di atas maka akhlah juga bisa
dibentu melalui media massa, sekolah, rekan sebaya, masjid dan sebagainya.
Untuk lebih jelasnya akan kita bahas satu persatu:
a.
Peranan
Media Massa
Media Massa merupakan satu mekanisme yang mempunyai pengaruh besar
dan berkesan dalam pembentukan kepribadian manusia. Media massa merupakan agen
sosialisasi dan memainkan peranan penting dalam menanam dan menggalakkan amalan
berakhlak dalam masyarakat. Media massa harus bebas dari cengkeraman faham
sekularisme, budaya komersial yang melampau, faham kebendaan dan dorongan untuk
hidup secara mewah dan foya- foya. Media massa hendaknya mempunyai asas
falsafah dan dasar- dasar komunikasi yang selaras dengan nilai- nilai akhlak
Islam.
Para pengguna media massa hendaknya lebih bijak dalam memilih
siaran yang lebih bermanfaat. Media massa juga boleh menjadi wahana “ cultural
domination dan imperialisme” melalui berbagai saluran teknologi maklumat
canggih seperti internet, multimedia dan sebagainya.
b.
Peranan
Sekolah
Sekolah mempunyai fungsi
ttersendiri dalam mendidik generasi baru dengan akhlak Islam. Antara lain
sekolah bisa:
·
Menggandakan
keberkesanan institusi pendidikan, menambahkan produktivitasnya serta
meningkatkan kewibawaannya dikalangan setiap anggota.
·
Memperbaiki
suasana sekolah, mendaulatkan undang- undang yang berkaitan dengan persekolahan
serta memperbaiki hubungan antara sesama anggota dan instuiti.
·
Memancangkan
dengan teguh nilai- nilai murni dan akhlak yang baik seperti ketaatan atas
dasar kesadaran menghormati peraturan dan pihak yang berwenang , menjag
aperasaan orang lain dan lain sebagainya.
·
Memperbaiki
prestasi sekolah murid- murid baik dari segi kualiti dan kuantiti.
Para pelajar hendaknya dilatih supaya merendah diri dan memuliakan
orang serta digalakkan untuk lebih suka memberi dari pada menerima.pelajar juga
harus dilatih menghargai tugas dan tanggung jawab dengan cara yang bijak.
Bimbingan dan nasihat yang lemah lembut tetapi tegas kadang lebih
menignggalkan kesan dalam hati serta dipatuhi. Hukman atau penderaan bukanlah
langkah utama yang merupakan satu- satunya penyelesaian. Penderaan adalah
langkah terakhir apabila contoh yang baik tidak mampu lagi digunakan.
Salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dapat kita ambil
makna bahwa dalam Islam pembelajaran tidak dimulai dengan rotan atau hukuman.
Hakikat pembelajaran yang lumrah di sekolah ialah murid kerap
dipengaruhi oleh sifat, kebiasaan dan akhlak guru.
Antara langkah- langkah yang boleh dilakukan oleh sekolah dalam
membangun akhlak ialah dengan mengadakan kempen( kampanye) menyadarkan murid
tentang keperluan menghormati disiplin
sekolah, menerangkan tentang mengapa suatu disiplin itu dibuat dan memperbanyak
aktiviti sekolah.
c.
Peranan
Rekan Sebaya
Agen sosial yang berpengaruh dalam membentuk sikap dan akhlak
individu adalah rekan sebaya. Rekan sebaya merupakan keompok rujukan bagi
remaja dalam bertingkah laku.
Perasaan sense of belonging kepada kumpulan adalah suatu yang
lumrah. Remaja akan berubah dan beradaptasi nilai- ilai rekan sebayanya untuk
mendapat pengakuan dari mereka.
Seperti kajian yang dilakukan oleh
Lambert dan rekan- rekannya ( 1972) menunjukkan remaja menghadapi
berbagai konflik apabila akan berusaha merentasi jurang generasi ( generation
gap) tersebut antara pemikiran mereka dengan orang tua.
Kajian menunjukkan bahwa masalah remaja laki- laki dan perempuan
adalah:
-
Kesukaran untuk
membincangkan permasalahan mereka dengan orang tua mereka dan penjaga mereka
-
Kesukaran untuk
memberitahu orang tua dan penjaga mereka
mengenai apa yang mereka lakukan
-
Wujudnya jarak
yang lebar antara jalan fikiran mereka dengan pemikiran orang tua serta penjaga mereka.
d.
Peranan
Rumah Ibadah
Bagi umat Islam, rumah ibadah yang paling pentig adalah masjid.
Sebagai tempat ibadah masjid mempunyai peranan dan pengaruh besar dalam
meneruskan penghayatan nilai- ilai akhlak dalam masyarakat Islam,
Sebab perkara tersebut merupakan hal pertama yang dilakukan oleh
Rasulullah SAW ketika beliau hijrah ke kota Madinah dengan membina masjid Quba’
dan masjid Nabawi.
Ilmu yang dipelajari dalam masjid pada masa lalu bersepadu dengan
nilai tauhid, ruh Islam dan akhlak.
semoga semua media itu dapat merubah akhlak menjadi yang lebih baik...