Rabu, 11 Januari 2012

masalah sosial remaja


MASALAH SOSIAL REMAJA YANG SEMAKIN MERUNCING

PENGENALAN
Berbagai ragam krisis akhlak dan moral kin terus menular dalam masyarakat kita khasnya para remaja. Seperti kes( kasus) bosia, hamil diluar nikah, pembuangan zuriat ke tong sampah, penderaan, gengsterisme dan vandalisme serta masih banyak yang lainnya.
Betapa krisisnya akhlak yang melanda remaja di negara kita sekarang ini. Pendidikan moral dengan enam belas nilai teras, pendidikan sivik, pendidikan Islam, pendidikan jarak jauh dan sebagainya masih jauh untuk menangani gawatnyadan merosotnya dalam bidang tersebut.
Perkembangan Akhlak seseorang dibagi menjadi 3 tahap :
v  Tahap awal kanak- kanak
v  Tahap pertengahan dan akhir kanak- kanak
v  Tahap baligh dan remaja
Peringkat pertama
Dalam tahap ini anak- anak mulai membentuk keyakinan kepada sekitarnya. Proses ini sangat tergantung pada belaian ibu. Yang mana memenuhi keperluan emosi dan fisiologinya.
Hubungan ibu dan anak dalam perigkat ini perlu dijaga dan diprkukuh sehingga anan mempunyai keyakinan kepada lingkungan dan alam sekitar.
Pada usia 18 bulan hingga 3 tahun anak- anak mulai beralih dari bersandar pada ibu. Anak- anak mulai membentuk pribadinya sendiri.
Dalam hal ini perlu peran ibu untuk memberi perhatian yang penuh. Kegagalan dalam merealisasikan kemandirian menyebabkan ia ragu terhadap dirinya  serta kurang yakin dengan kemampuannya serta berakibat kurang yakin terhadap orang lain.dimana anak akan menjadi pemalu dan merasa kekurangan.
Upaya  anak- anak untuk mandiri serta merasakan wujud dirinya sendiri cukup penting dalam peringkat ini. Dalam tahap ini berkembang sifat- sifat personal seperti sayang, benci, ego serta kebebasan untuk mengungkap perasaan. Dalam usia 3 hingga 6 tahunanak- anak mengembangkan kemandirian dengan kegiatan dengan kegiatan yang lebih meluasmereka lebih aktif bergerak, tahap prihatin yang lebih tinggi, banyak bertanya serta bercakap.
Orang tua wajar untuk mengarahkan anak- anak dengan bijak agar mereka meperoleh kemahiran, mengatur dan menyusun sesuatu sehingga anak- anak bisa berjaya melaksanakannya.
Orang tua tidak boleh meletakkan tanggung jawab moral  dan akhlak terhadap perbuatan dan reaksi nya karena anak- anak masih belum mampu membedakan dengan tepat dalam memahami sesuatu.
Mereka hendaknya dikasihi, diperlakukan secara lemah lembut dan toleransi. Sperti contoh Rasulullah SAW pernah menunjukkan sifat- sifat yang demikian. Seperti yang pernah diriwayatkan oleh Abu Qatabah.

Peringkat pertengahan dan akhir kanak- kanak
Dalam peringkat ini anak- anak mulai memperluas arena hubungan sosial dan pergaulan dengan orang lain. Dimana mulai menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi baru dalam hidupnya.
Anak- anak mulai membedakan perbuatan dan jenis tindak tanduk yang disukai  orang lain serta sebaliknya. Dimana hal ini merupakan permulaan yang betul untuk proses pembentukan akhlak yang luhur.
Perkembangan Akhlak yang positif membuat anak- anak selalu berusaha menyelaraskan antara kehendak sendri dengan kehendak orang lain.
Kecenderungan dan motivasi dengan nilai agama, akhlak , tradisi, guru, peraturan dan undang- undang. Hal ini tertera kesadaran, tanggung jawab akhlak dalam diri anak- anak sehingga mencapai tahap perkembangan yang ke-3.
Dalam hal ini anak- anak perlu diarahkan secara bijaksana sehingga dapat memperoleh model yang utama ( role model ) disamping mengembangkan kearah nilai – nilai kebaikan.

Peringkat baligh dan remaja
Perkembangan akhlak pada masa ini  mulai berakar  dan mulai mantap. Fizikal anak- anak mulai berkembang dan membesar. dengan diikuti perkembangan ssioemosinya dimana anak- anak mulai memperoleh kepribadiannya yang unik, Serta mulai merasakan ‘sense of belonging’ (rasa ikut memiliki) terhadap kelopok yang lebih besar.
Dalam peringkat ini sangatlah rumit dimana disertai pengalaman baru serta peranan dan peluang yang baru.
Kesempurnaan perkembangan akhlak berkaitan  dengan kesempurnaan perkembangan akal, kejiwaan dan sosial.

Pembentukan Akhlak Remaja Islam
Pembentukan akhlak dalam Islam dimulai dengan pengukuhan akidah. Bagi anak- anak yang baru lahir pendedahan ini dimulai dengan azan dan iqomat. Berikutnya anak- anak dilatih oleh orang tuanya berbudaya hidup agama Islam.
Pengungkapan syahadat sebagai suatu proses pembangunan akhlak bergandengan dengan tujuh syarat yang mustahak yang disebutkan oleh Saikh Yusuf al Badri:
Ø  Ilmu yang menafikan kejahilan
Ø  Kecintaan kepada Allah yang menafikan kecintaan kepada yang lainnya
Ø  Keyakinan yang menafikan keraguan
Ø  Penerimaan yang menafikan penolakan
Ø  Kepatuhan yang menafikan keingkaran
Ø  Keikhlasan yang menafikan kesyirikan
Ø  Kejujuran yang menafikan sifat mendustakan atau sekedar berlakon
Pemantapan kalimat tauhid ini bermakna pendidikan pembentuk pemikiran , perasaan serta penanaman nila- nilai keimanan yang dinyatakan oleh Rasulullah sebagai 60 atau 70 lebih cabang dalam diri umat Islam.
Perkara utama yang perlu dilakukan oleh seorang muslim ialah memastikan dirinya bersih dari kekufuran yaitu samada(apakah) menafikan perkara- perkara asas agama, atau melakukan perkara- perkara yang membatalkan syahadat.
Pembangunan akhlak berula dengan melaksanakan:
·         Sholat
·         Zakat dan infak
·         Puasa
·         Haji
·         Membaca Al- Qur’an
·         Zikir
·         Memikirkan penciptaan Allah dll.

Bagaimana Membangunkan Akhlak Umat Islam
Menurut Syaikh Abdul Rahman al Midani ; akhlak manusia boleh berkembang dan boleh dibentuk dengan berbagai cara. Antara lain cara- cara tersebut adalah:
 
a)     Latihan Amali dan Amalan- Amalan Menjernihkan Batin
Pendidikan akhlak tidak hanya melalui penjelasan mengenai nilai- nilai akhlak tetapi juga bisa dibuat berdasarkan latih tubi, perlaksanaan atau penghayatan. Walau pada peringkat awal dilaksanakan karena arahan atau tekanan dari luar, namun lama kelamaan akan menjadi kebiasaan dan tabiat.
b)     Meletakkan Diri Dalam Lingkungan Perserikatan yang  Sholeh
Perserikatan sosial dan budaya kerap mempengaruhi manusia. Perserikatan tersebut merangkum tradisi, model tingkah laku dan sasaran serta rangsangan yang bersifat akhlak. Manusia memang sering terpengaruh kepada perserikatannya, dengan cara meniru serta mencontohi figure yang disanjungi oleh mereka. Wujud seseorang dalam lingkungan masyarakat yang baik serta sholeh sudah tentu akan menyebabkan ia beriltizam dengan amalan dan etika yang dikumpuli dalam kumpulan tersebut.
Sebagaimana firman Allah dalam surat al A’raf ayat 58 dijelaskan bahwa negara yang baik akan menghasilkan hasil yang baik dan begitu pila sebaliknya, serta masyarakat yang buruk ialah masyarakat yang tidak melaksanakan syariat Allah.
c)      Qudwah Hasanah
Manusia juga dipengaruhi oleh idolanya, idola tersebut kerap menjadi rol model dalam kehidupan mereka.
Meskipun Rasulullah adalah qudwah yang paling ideal bagi umat Islam, namun penghayatan nilai- nilai yang dibawa oleh Rasulullah hendaklah dipaparkan oleh golongan idola berkenan.
Penghayatan golongan idola tersebut terhadap nilai- nilai yang luhur dan utama pasti akan memperkukuh keyakinan generasi baru bahwa keutamaan dan keluhuran memang sebenarnya boleh dilaksanakanan.
d)     Tekanan Sosial Dari Masyarakat Islam
Mekanisme yang digunakan oleh Islam dalam membentuk penganutnya serta memastikan mereka melaksanakan tata kelakuan berakhlak ialah wujud komuniti sosial yang komited dengan dasar dan prinsip- prisip Islam.
Manusia yang mempunyai sifat suka dipuji, dihormati dan disanjung, serta juga takut dikeji dan dicemoh oleh kumpulan di mana ia mempunyai sense of belonging kepada mereka. Faktor tersebut adalah anak kunci yang menentukan tindak tanduk seseorang.
e)      Kuasa Negara  Islam melalui sistem keadilan dan galakannya
Tuntutan akhlak tidak akan bermaya tanpa didampingi oleh kuasa  atau autoriti yang menguatkan nilai- nilai atau akhlak tersebut. Oleh karena itu antara tanggung jawab negara Islam adalah mewujudkan mekanisme dan jentera- jentera( mesin- mesin) pentadbiran yang beroperasi untuk memastikan ketertiban serta penghayatan kaida – kaidah akhlak dalam masyarakat.
Selain dari apa yang telah dinyatakan di atas maka akhlah juga bisa dibentu melalui media massa, sekolah, rekan sebaya, masjid dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya akan kita bahas satu persatu:
a.    Peranan Media Massa
Media Massa merupakan satu mekanisme yang mempunyai pengaruh besar dan berkesan dalam pembentukan kepribadian manusia. Media massa merupakan agen sosialisasi dan memainkan peranan penting dalam menanam dan menggalakkan amalan berakhlak dalam masyarakat. Media massa harus bebas dari cengkeraman faham sekularisme, budaya komersial yang melampau, faham kebendaan dan dorongan untuk hidup secara mewah dan foya- foya. Media massa hendaknya mempunyai asas falsafah dan dasar- dasar komunikasi yang selaras dengan nilai- nilai akhlak Islam.
Para pengguna media massa hendaknya lebih bijak dalam memilih siaran yang lebih bermanfaat. Media massa juga boleh menjadi wahana “ cultural domination dan imperialisme” melalui berbagai saluran teknologi maklumat canggih seperti internet, multimedia dan sebagainya.
b.    Peranan Sekolah
 Sekolah mempunyai fungsi ttersendiri dalam mendidik generasi baru dengan akhlak Islam. Antara lain sekolah bisa:
·           Menggandakan keberkesanan institusi pendidikan, menambahkan produktivitasnya serta meningkatkan kewibawaannya dikalangan setiap anggota.
·           Memperbaiki suasana sekolah, mendaulatkan undang- undang yang berkaitan dengan persekolahan serta memperbaiki hubungan antara sesama anggota dan instuiti.
·           Memancangkan dengan teguh nilai- nilai murni dan akhlak yang baik seperti ketaatan atas dasar kesadaran menghormati peraturan dan pihak yang berwenang , menjag aperasaan orang lain dan lain sebagainya.
·           Memperbaiki prestasi sekolah murid- murid baik dari segi kualiti dan kuantiti.
Para pelajar hendaknya dilatih supaya merendah diri dan memuliakan orang serta digalakkan untuk lebih suka memberi dari pada menerima.pelajar juga harus dilatih menghargai tugas dan tanggung jawab dengan cara yang bijak.
Bimbingan dan nasihat yang lemah lembut tetapi tegas kadang lebih menignggalkan kesan dalam hati serta dipatuhi. Hukman atau penderaan bukanlah langkah utama yang merupakan satu- satunya penyelesaian. Penderaan adalah langkah terakhir apabila contoh yang baik tidak mampu lagi digunakan.
Salah satu hadist yang diriwayatkan oleh Abu Daud dapat kita ambil makna bahwa dalam Islam pembelajaran tidak dimulai dengan rotan atau hukuman.
Hakikat pembelajaran yang lumrah di sekolah ialah murid kerap dipengaruhi oleh sifat, kebiasaan dan akhlak guru.
Antara langkah- langkah yang boleh dilakukan oleh sekolah dalam membangun akhlak ialah dengan mengadakan kempen( kampanye) menyadarkan murid tentang  keperluan menghormati disiplin sekolah, menerangkan tentang mengapa suatu disiplin itu dibuat dan memperbanyak aktiviti sekolah.
c.              Peranan Rekan Sebaya
Agen sosial yang berpengaruh dalam membentuk sikap dan akhlak individu adalah rekan sebaya. Rekan sebaya merupakan keompok rujukan bagi remaja dalam bertingkah laku.
Perasaan sense of belonging kepada kumpulan adalah suatu yang lumrah. Remaja akan berubah dan beradaptasi nilai- ilai rekan sebayanya untuk mendapat pengakuan dari mereka.
Seperti kajian yang dilakukan oleh  Lambert dan rekan- rekannya ( 1972) menunjukkan remaja menghadapi berbagai konflik apabila akan berusaha merentasi jurang generasi ( generation gap) tersebut antara pemikiran mereka dengan orang tua.
Kajian menunjukkan bahwa masalah remaja laki- laki dan perempuan adalah:
-          Kesukaran untuk membincangkan permasalahan mereka dengan orang tua mereka dan penjaga mereka
-          Kesukaran untuk memberitahu orang tua  dan penjaga mereka mengenai apa yang mereka lakukan
-          Wujudnya jarak yang lebar antara jalan fikiran mereka dengan pemikiran orang tua  serta penjaga mereka.

d.    Peranan Rumah Ibadah
Bagi umat Islam, rumah ibadah yang paling pentig adalah masjid. Sebagai tempat ibadah masjid mempunyai peranan dan pengaruh besar dalam meneruskan penghayatan nilai- ilai akhlak dalam masyarakat Islam,
Sebab perkara tersebut merupakan hal pertama yang dilakukan oleh Rasulullah SAW ketika beliau hijrah ke kota Madinah dengan membina masjid Quba’ dan masjid Nabawi.
Ilmu yang dipelajari dalam masjid pada masa lalu bersepadu dengan nilai tauhid, ruh Islam dan akhlak.
   semoga semua media itu dapat merubah akhlak menjadi yang lebih baik...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar